
Persatuan Masyarakat Menjadi Pilar Papua Maju dan Sejahtera
Oleh : Loa Murib
Pembangunan dan kesejahteraan Papua tidak dapat dipisahkan dari kondisi keamanan yang stabil dan damai. Tanah Papua dengan segala kekayaan alam dan keragaman budayanya membutuhkan suasana yang kondusif agar seluruh potensi tersebut bisa dikelola untuk kepentingan masyarakat luas. Dalam hal ini, kebersamaan antara TNI, Polri, dan masyarakat menjadi pilar utama dalam menjaga ketenteraman serta memperkokoh fondasi Papua yang sejahtera dan damai.
Kepercayaan terhadap TNI dan Polri sebagai penjaga keamanan di Papua terus ditegaskan oleh pemerintah daerah. Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat sepenuhnya dipercayakan kepada aparat. Ia menekankan bahwa peran aparat keamanan tidak dapat digantikan, namun masyarakat juga dituntut untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungannya. Menurutnya, masyarakat tidak boleh mengambil tindakan sendiri ketika terjadi pelanggaran hukum, melainkan menyerahkannya kepada pihak berwenang. Penegasan ini menunjukkan pentingnya sinergi antara masyarakat dan aparat dalam membangun tatanan sosial yang tertib.
Tokoh masyarakat pun memberikan pandangan yang sejalan. Nelvis K. Manobi, Ketua DPD AMPI Kabupaten Jayapura sekaligus Wakil Ketua DPD AMPI Provinsi Papua, menilai bahwa keberhasilan aparat melalui Satgas Operasi Damai Cartenz dalam menindak OPM merupakan bukti nyata keseriusan negara melindungi rakyat Papua. Namun, ia juga mengingatkan bahwa keberlanjutan kondisi damai hanya dapat tercapai jika masyarakat berpartisipasi aktif. Menurutnya, menjaga keamanan bukan sekadar tugas aparat, tetapi tanggung jawab bersama, termasuk kaum muda yang diharapkan mampu menjadi teladan dalam menciptakan harmoni sosial.
Kebersamaan tersebut juga tercermin dalam aktivitas harian aparat di lapangan. Polres Tolikara, misalnya, mengedepankan pendekatan humanis melalui patroli rutin yang tidak hanya berfungsi sebagai pengawasan, tetapi juga menjadi sarana menjalin komunikasi dengan masyarakat. Personel kepolisian menyapa warga, berdialog, hingga menyampaikan pesan-pesan kamtibmas secara langsung. Kapolres Tolikara, Kompol Roberth Hitipeuw, menekankan bahwa kehadiran aparat di tengah masyarakat diharapkan memberikan rasa aman dan memperkuat kepercayaan publik terhadap Polri. Dengan cara ini, Polri menunjukkan bahwa mereka hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga mitra masyarakat dalam menjaga lingkungan tetap kondusif.
Hal serupa juga dilakukan oleh TNI melalui Satgas Yonif 500/Sikatan yang bertugas di Intan Jaya, Papua Tengah. Para prajurit menunjukkan bahwa tugas mereka tidak hanya sebatas menjaga wilayah perbatasan, tetapi juga membangun kehangatan dengan masyarakat. Kegiatan komunikasi sosial yang sederhana, seperti makan siang bersama warga di Kampung Mamba, menghadirkan kebersamaan yang sarat makna. Momen kebersamaan itu tidak hanya menciptakan rasa aman, tetapi juga memperkuat ikatan persaudaraan yang menjadi dasar bagi terwujudnya Papua yang damai dan sejahtera.
Apresiasi masyarakat terhadap langkah-langkah ini semakin mempertegas bahwa pendekatan persuasif dan humanis merupakan kunci keberhasilan dalam menjaga Papua tetap kondusif. Tokoh masyarakat Jhon Sani, yang turut merasakan kehadiran TNI di lingkungannya, menyatakan rasa syukurnya atas perhatian aparat yang hadir tidak hanya dalam konteks keamanan, tetapi juga dalam kehidupan sosial sehari-hari. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat akan semakin tumbuh ketika aparat hadir dengan wajah ramah, penuh kepedulian, dan mengedepankan nilai persaudaraan.
Papua yang sejahtera dan damai adalah cita-cita bersama yang membutuhkan kontribusi semua pihak. Peran pemerintah daerah dalam mendukung aparat, partisipasi tokoh masyarakat dalam membangun kesadaran kolektif, serta semangat aparat TNI dan Polri dalam mendekatkan diri kepada warga adalah pilar yang saling menopang. Tanpa sinergi tersebut, upaya menciptakan keamanan yang berkelanjutan akan sulit tercapai.
Lebih jauh, kebersamaan ini juga menjadi penegasan bahwa stabilitas Papua bukan hanya urusan militer atau kepolisian, tetapi bagian dari perjalanan panjang masyarakat Papua menuju kesejahteraan. Dalam suasana yang damai, pembangunan dapat berjalan tanpa hambatan, ekonomi lokal berkembang, dan generasi muda bisa tumbuh dengan optimisme. Sebaliknya, konflik dan kekacauan hanya akan menghambat setiap langkah menuju masa depan yang lebih baik.
Oleh karena itu, ke depan diperlukan penguatan kolaborasi antara TNI, Polri, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan generasi muda Papua. Kesadaran kolektif bahwa keamanan adalah milik bersama harus terus digelorakan di setiap lini kehidupan. Setiap langkah kecil, mulai dari menjaga lingkungan tempat tinggal hingga aktif mendukung aparat dalam melawan provokasi kelompok bersenjata, adalah kontribusi berharga dalam membangun Papua yang damai.
TNI dan Polri telah menunjukkan komitmen yang tidak hanya terfokus pada aspek pertahanan, tetapi juga pada pendekatan sosial yang membangun kedekatan. Pemerintah daerah mendukung dengan kebijakan dan koordinasi, sementara tokoh masyarakat dan pemuda Papua menguatkan semangat kolektif. Semua elemen ini membentuk pilar kokoh yang menopang cita-cita Papua sejahtera dan damai.
Dengan kebersamaan yang semakin erat, Papua dapat menjadi contoh nyata bahwa harmoni antara aparat keamanan dan masyarakat mampu menghadirkan suasana damai yang berkelanjutan. Keamanan bukan hanya sekadar ketiadaan konflik, tetapi juga hadirnya rasa percaya, rasa memiliki, dan semangat persaudaraan yang melampaui batas-batas perbedaan. Dari tanah Papua, pesan ini bergema: kedamaian lahir dari kebersamaan, dan kebersamaan adalah jalan menuju kesejahteraan yang hakiki.
*Penulis adalah Mahasiswa Papua di Jawa Timur
Post Comment