Lewat Program MBG, Pemerintah Siapkan Generasi Muda Sehat dan Tangguh
Oleh: Dhita Karuniawati )*
Pemerintah terus berkomitmen menyiapkan generasi muda Indonesia yang sehat, cerdas, dan tangguh melalui pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini digencarkan di berbagai daerah. Program yang menjadi salah satu prioritas nasional ini merupakan bagian penting dari strategi besar membangun sumber daya manusia (SDM) unggul menuju visi Indonesia Maju 2045.
Kehadiran Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya menjawab persoalan gizi di kalangan anak usia sekolah, tetapi juga menjadi langkah konkret pemerintah dalam menciptakan kesetaraan akses terhadap nutrisi yang baik di seluruh wilayah Indonesia. Dengan tubuh yang sehat dan asupan gizi yang cukup, anak-anak dapat belajar lebih fokus, tumbuh optimal, serta memiliki daya tahan yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pemerintah menargetkan Program Makan Bergizi Gratis dapat menjangkau jutaan penerima manfaat, mulai dari anak-anak sekolah, serta kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Melalui sinergi lintas kementerian dan dukungan pemerintah daerah, pelaksanaan program ini diharapkan berjalan efektif, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa MBG sudah menyentuh 35,4 juta orang. Data ini merupakan akumulasi penerima MBG sejak 6 Januari hingga 15 Oktober 2025.
Menurut Prabowo, jumlah penerima MBG di Indonesia hampir tujuh kali populasi penduduk di Singapura. Saat ini, penduduk di Singapura tercatat sebanyak 6,11 juta orang.
Pemerintah menargetkan, MBG bisa menyasar 82,9 juta orang pada kuartal keempat 2025. Untuk mendukung target tersebut, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) direncanakan mencapai 32.000 unit.
Sementara itu, Pakar Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama mengatakan, manfaat MBG sangat luas dan menyentuh banyak aspek penting dalam tumbuh kembang anak.
Ngabila mengatakan, setidaknya ada delapan manfaat utama dari program ini, yang berdampak langsung pada kesehatan fisik, mental, hingga kondisi ekonomi keluarga siswa.
Pertama, mencegah stunting dan anemia, dua masalah gizi yang masih menjadi tantangan di Indonesia. Dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi dari MBG, anak-anak mendapatkan cukup zat besi, vitamin A, dan protein hewani.
Kedua, MBG menunjang pertumbuhan fisik anak secara optimal. Menu yang kaya akan protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.
Di masa pertumbuhan, asupan ini sangat penting agar anak mencapai tinggi dan berat badan ideal, serta berkembang dengan sehat.
Ketiga, asupan gizi seimbang dari MBG membantu anak-anak lebih fokus dan aktif saat belajar di kelas. Perut yang kenyang membuat mereka tidak lagi terganggu oleh rasa lapar saat jam pelajaran berlangsung. Nutrisi yang cukup juga memberikan energi yang dibutuhkan untuk berpikir dan menyerap materi pelajaran.
Keempat, MBG secara perlahan membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini. Anak-anak mulai terbiasa dengan makanan rumahan yang seimbang, dan tidak lagi bergantung pada jajanan yang rendah gizi. Ini menjadi modal penting dalam membentuk gaya hidup sehat yang akan terbawa hingga dewasa.
Kelima, MBG bisa mengurangi beban ekonomi keluarga, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Orang tua tidak lagi harus menyiapkan bekal setiap hari atau memberi uang jajan dalam jumlah besar.
Bahkan banyak anak kini justru membawa pulang sebagian uang jajannya karena merasa sudah kenyang. Bagi keluarga dengan lebih dari satu anak sekolah, ini tentu menjadi bantuan nyata yang meringankan pengeluaran harian.
Manfaat keenam adalah meningkatkan imunitas tubuh anak. Nutrisi yang lengkap memperkuat daya tahan tubuh, sehingga anak tidak mudah terserang penyakit. Imun yang kuat juga berarti kehadiran sekolah yang lebih konsisten dan prestasi belajar yang lebih stabil.
Ketujuh, program ini juga membantu membangun keseimbangan emosional anak. Anak yang tidak lapar lebih tenang, tidak mudah marah atau rewel, dan lebih mudah diajak berinteraksi. Ini berpengaruh besar terhadap suasana belajar di kelas dan hubungan sosial antarsiswa.
Terakhir, MBG meningkatkan partisipasi sekolah. Banyak anak yang tadinya enggan sekolah karena lapar atau tidak punya bekal, kini bersemangat karena merasa diperhatikan. Mereka tahu bahwa di sekolah, mereka tidak hanya belajar, tapi juga mendapat perhatian terhadap kebutuhan dasarnya.
Selain fokus pada pemenuhan gizi anak, program ini juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Pemerintah melibatkan UMKM pangan, petani lokal, nelayan, dan pelaku industri kecil untuk menjadi bagian dari rantai pasok bahan makanan bergizi. Dengan begitu, MBG bukan hanya meningkatkan kualitas gizi generasi muda, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian rakyat di berbagai daerah.
Anggota Komisi IX DPR RI, Lucy Kurniasari, mengatakan bahwa MBG membuka peluang bagi pelaku UMKM seperti peternak ayam, pembudidaya lele, dan usaha pangan lokal lainnya untuk menjadi pemasok.
Lucy juga menekankan perlunya transparansi dan pengelolaan anggaran yang bertanggung jawab, pelibatan aktif komite sekolah, guru, dan orang tua dalam evaluasi program serta, mendorong gerakan makan buah dan sayur untuk menekan angka stunting.
Program MBG juga menjadi sarana memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat. Banyak sekolah dan komunitas yang kini bergandeng tangan dalam memastikan keberhasilan pelaksanaan program di lingkungannya. Partisipasi masyarakat menjadi kunci keberlanjutan program ini, karena tanpa dukungan bersama, tujuan besar membangun generasi hebat sulit tercapai.
Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan program ini. Fokus tidak hanya pada kuantitas penerima manfaat, tetapi juga pada peningkatan mutu gizi, efisiensi pengelolaan, dan dampak sosial-ekonomi yang lebih luas.
Dengan pelaksanaan yang berkelanjutan, pengawasan ketat, dan dukungan semua elemen bangsa, Program MBG diharapkan menjadi fondasi kuat dalam mencetak pemuda hebat untuk Indonesia maju, generasi yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga tangguh, berkarakter, dan siap membawa Indonesia menuju masa depan gemilang.
*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia
Post Comment