×

Pemerintah Berkomitmen Bangun Sekolah Unggulan dari Seluruh Kalangan Anak Muda

Oleh: Alexander Royce*)

Dalam momentum satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, visi besar membangun sumber daya manusia unggul semakin kuat mengemuka. Presiden Prabowo dalam pidato kenegaraan menyampaikan bahwa pemerintah akan terus memperkuat komitmen untuk menjadikan anak muda Indonesia sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Ia menegaskan, bahwa kemajuan bangsa akan sangat ditentukan oleh kualitas generasi muda dan akses pendidikan bermutu.

Sesuai arahan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mulai menyiapkan konsep “sekolah unggulan terintegrasi non-asrama” yang akan hadir di setiap kecamatan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengungkap bahwa pihaknya telah meninjau model di Samarinda sebagai acuan, dan bahwa Presiden Prabowo telah meminta agar sekolah unggulan ini dirancang agar SD, SMP, dan SMA dapat berintegrasi dalam satu lokasi demi efisiensi dan kohesi pembelajaran. Menurut Mu’­ti, hal ini bukan sekadar fisik sekolah, tetapi juga mencakup penerapan kurikulum yang relevan teknologi dan karakter, serta peran guru yang diperkuat secara profesional. 

Tak kalah penting, dari sisi demografi dan pembinaan keluarga, pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meletakkan fondasi pengembangan generasi unggul mulai dari unit terkecil, keluarga. Wakil Menteri Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran memfokuskan programnya secara holistik pada pembangunan kualitas SDM hingga 2045, dan bahwa sekolah unggulan merupakan salah satu titik capaian dalam sistem ini. Ia menegaskan bahwa keberadaan sekolah unggulan tidak boleh menjadi eksklusif, namun harus inklusif dan menjangkau seluruh anak-muda dari berbagai kalangan.

Dalam konteks terkini, langkah pemerintah memang menunjukkan percepatan. Untuk contoh konkret, pada awal Oktober 2025 pemerintah meresmikan sebuah sekolah terpadu di Samarinda yang menjadi rujukan model sekolah unggul non-asrama. Sekolah ini dilengkapi fasilitas teknologi modern seperti Interactive Flat Panel (IFP) yang memungkinkan pembelajaran mendalam (deep learning) dan interaksi aktif siswa-guru. 

Menteri Mu’ti menegaskan bahwa sekolah ini adalah “salah satu referensi” dalam program revitalisasi satuan pendidikan, di mana tahun ini ditargetkan ada sekitar 15.850 sekolah yang direvitalisasi, naik lebih dari 30 persen dari target awal. Program revitalisasi ini sekaligus menjadi bagian dari respons pemerintah terhadap tantangan kualitas pendidikan di masa digital, yang harus menjangkau anak-muda di luar kota besar atau wilayah tertinggal agar mereka tidak tertinggal dalam persaingan global.

Inisiatif ini menjadi sangat penting karena Indonesia sedang berada dalam masa bonus demografi yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan jumlah anak muda yang besar, pembangunan sekolah unggulan dari seluruh kalangan menjadi langkah strategis untuk memastikan setiap potensi generasi muda dapat berkembang optimal. Di tengah persaingan global yang semakin ketat dalam bidang sains, teknologi, dan industri, pemerintah menempatkan penguasaan teknologi serta pembentukan karakter kuat sebagai fondasi utama sejak jenjang pendidikan dasar. Dalam pidato KSTI 2025, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai motor penggerak utama menuju terwujudnya Indonesia Emas 2045. 

Inklusivitas pendidikan menjadi kebutuhan mendesak. Dengan sekolah unggulan terbuka untuk seluruh kalangan anak muda, maka kesenjangan pendidikan dapat dipangkas, dan kesempatan menjadi setara bagi semua. Pernyataan Wakil Menteri Isyana bahwa program sekolah unggulan tidak boleh tertutup untuk elit saja menjadi signal kuat bahwa pemerintahan saat ini menjunjung keadilan akses pendidikan.

Tentu saja, tantangan tetap ada. Konsep sekolah unggulan terintegrasi memerlukan lahan, guru berkualitas, dan sumber daya yang memadai di setiap kecamatan. Seperti yang disampaikan Mendikdasmen, pembahasan teknis, termasuk bagaimana sekolah ini dibentuk di daerah yang jumlah siswanya sedikit atau lahan terbatas, masih berlangsung. Namun, semangat pemerintah untuk bergerak cepat sangat terasa dengan adanya rencana konkret dan alokasi revitalisasi sekolah yang ambisius.

Bagi anak-muda seluruh Indonesia, ini adalah waktu yang tepat untuk mata mereka menatap masa depan dengan harapan baru. Sekolah unggulan yang dirancang pemerintahan Prabowo-Gibran membuka peluang bagi talenta muda dari Sabang sampai Merauke untuk tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap bersaing di dunia global dan berkarakter kuat sebagai warga negara Indonesia.

Langkah pemerintah dalam membangun sekolah unggulan dari seluruh kalangan anak muda bukan sekadar retorika politik, melainkan sebuah strategi nasional yang menyentuh akar pendidikan dan masa depan generasi bangsa. Anak muda, orang tua, guru, masyarakat serta pemangku kebijakan didorong untuk bersama-sama mendukung gerakan ini. Karena ketika pendidikan berkualitas terbuka untuk semua, maka Indonesia akan tumbuh dengan kekuatan manusia dan karakter yang utuh. Dan di tangan generasi muda dari berbagai latar belakang itulah harapan besar bangsa ini terbentang. Pemerintah, dengan komitmen kuatnya, telah membuka pintu. Kini saatnya kita melangkah bersama ke dalam masa depan yang lebih gemilang.

*) Penulis merupakan Pengamat Sosial

Post Comment