Sekolah Rakyat Wujudkan Semangat Sumpah Pemuda dalam Membangun Generasi Unggul
Oleh: Alfira Sari )*
Delapan puluh tujuh tahun setelah Sumpah Pemuda menjadi simbol persatuan bangsa, semangat itu kini dihidupkan kembali melalui langkah nyata pemerintah lewat program Sekolah Rakyat. Inisiatif ini mencerminkan tekad kuat untuk memperluas akses pendidikan sekaligus menanamkan nilai kemandirian dan nasionalisme di kalangan generasi muda.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pendidikan ditempatkan sebagai fondasi utama dalam membangun sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045, dan Sekolah Rakyat menjadi salah satu manifestasi nyata dari visi besar tersebut.
Pemerintah memandang pendidikan bukan sekadar ruang belajar, tetapi juga sarana pembebasan sosial yang memungkinkan setiap anak Indonesia meraih masa depan lebih baik. Melalui sistem pendidikan berasrama yang sepenuhnya gratis, Sekolah Rakyat memastikan anak-anak dari keluarga prasejahtera memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, tumbuh, dan berkontribusi bagi bangsa.
Program Sekolah Rakyat menjadi wujud kehadiran negara dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan strategi konkret dalam membentuk generasi unggul yang siap menyongsong era Indonesia Emas. Ia menjelaskan, sekolah ini tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan praktis sesuai potensi wilayah.
Dengan pendekatan kontekstual tersebut, pendidikan menjadi sarana pemberdayaan sekaligus jalan keluar dari kemiskinan antargenerasi. Menurutnya, setiap anak di Sekolah Rakyat dibina agar tumbuh sebagai pribadi tangguh, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Robben Rico, mengungkapkan bahwa gagasan mendirikan Sekolah Rakyat lahir dari kepedulian terhadap tingginya angka kemiskinan dan banyaknya anak yang putus sekolah. Ia menuturkan, di beberapa daerah seperti Jawa Timur, terdapat ratusan ribu anak usia sekolah menengah yang berhenti belajar karena keterbatasan ekonomi.
Program Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi nyata dengan menyediakan pendidikan gratis berasrama yang dirancang menyeluruh, baik dari sisi akademik, keterampilan, maupun pembinaan karakter.
Dari sisi kebijakan, Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Kebijakan Lembaga Administrasi Negara, Agus Sudrajat, menegaskan bahwa pelaksanaan Sekolah Rakyat terus dimonitor agar tetap sejalan dengan arah pembangunan nasional. Ia menyampaikan bahwa filosofi program ini tidak hanya menekankan kecerdasan intelektual, tetapi juga penguatan moral, kemandirian, dan semangat kebangsaan.
Pemerintah ingin memastikan bahwa setiap lulusan Sekolah Rakyat mampu menjadi pribadi yang siap bekerja, berwirausaha, melanjutkan pendidikan, dan turut serta dalam menjaga keutuhan bangsa.
Agus juga mengungkapkan bahwa Sekolah Rakyat akan memperkuat kerja sama strategis dengan TNI dan Polri, khususnya dalam pembinaan mental dan fisik siswa. Kolaborasi lintas institusi ini penting untuk menanamkan disiplin, rasa tanggung jawab, dan semangat bela negara. Dengan begitu, generasi muda yang dihasilkan bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat secara karakter dan memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam.
Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang berbasis vokasi dan kearifan lokal agar relevan dengan kebutuhan daerah. Di wilayah pesisir, siswa dilatih mengolah hasil laut; di pedesaan mereka diajarkan pertanian modern; sementara di perkotaan dikembangkan wirausaha digital. Pendekatan ini membuat sekolah berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat sekaligus motor penggerak ekonomi lokal.
Program ini juga mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak. Pemerintah daerah, lembaga vertikal, dan perusahaan nasional seperti Astra, Pertamina, Pupuk Pusri, hingga bank-bank BUMN ikut berperan melalui pelatihan keterampilan, dukungan fasilitas, serta penyediaan akses permodalan. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah semata.
Untuk memperkuat tata kelola, Lembaga Administrasi Negara kini tengah menyiapkan Akademi Sekolah Rakyat. Akademi ini menjadi wadah pelatihan bagi kepala sekolah, tenaga pendidik, dan mitra strategis dari unsur TNI/Polri, dunia usaha, komunitas, serta tokoh masyarakat. Melalui program tersebut, pemerintah ingin memastikan keberlanjutan dan keseragaman mutu pendidikan di seluruh wilayah.
Agus Sudrajat menilai, keberhasilan implementasi Sekolah Rakyat di sejumlah daerah, seperti di Palembang yang menjadi model unggulan, membuktikan efektivitas program ini dalam membentuk generasi muda berkarakter kuat dan berdaya saing tinggi. Ia meyakini bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi pilar penting dalam upaya memutus rantai kemiskinan dan membangun SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Kehadiran Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata semangat Sumpah Pemuda di masa kini, semangat yang menyatukan seluruh anak bangsa tanpa memandang asal, status sosial, atau ekonomi. Di sinilah nilai persatuan, kemandirian, dan semangat gotong royong kembali ditanamkan melalui pendidikan.
Dengan dukungan lintas sektor dan komitmen pemerintah yang kuat, Sekolah Rakyat menjadi bukti bahwa cita-cita Sumpah Pemuda untuk mencerdaskan bangsa terus hidup dan berkembang dalam langkah nyata menuju Indonesia yang berdaulat, maju, dan berkeadilan.
Post Comment