×

Semangat Sumpah Pemuda Kuatkan Komitmen Pemuda Papua Dukung Pembangunan Nasional

Oleh: Yulianus Mandowen*

Semangat Sumpah Pemuda yang bergaung sejak 28 Oktober 1928 tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga inspirasi hidup yang terus menuntun arah perjalanan bangsa. Nilai-nilai persatuan, tekad kebangsaan, dan semangat gotong royong yang terkandung di dalamnya kini dihidupkan kembali oleh generasi muda Papua. Dalam konteks pemerintahan saat ini, semangat itu menjadi kekuatan moral bagi pemuda Papua untuk mengambil peran strategis dalam mendukung percepatan pembangunan nasional. Melalui semangat tersebut, generasi muda Papua menegaskan komitmen mereka untuk berkontribusi secara nyata demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menempatkan Papua sebagai prioritas utama dalam agenda percepatan pembangunan nasional. Fokus pembangunan diarahkan pada pemerataan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, serta pemberdayaan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Komitmen ini ditegaskan oleh Anggota Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otsus Papua, Billy Mambrasar, yang menyampaikan pesan Presiden agar pembangunan di Papua berjalan cepat dan tepat sasaran, dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Pendekatan kolaboratif ini menjadi pondasi penting dalam memastikan setiap program pemerintah benar-benar menyentuh kebutuhan dasar rakyat Papua.

Pembangunan di Papua tidak lagi dimaknai semata sebagai proyek fisik, melainkan sebagai proses membangun manusia dan karakter bangsa. Generasi muda Papua kini menunjukkan transformasi luar biasa, beralih dari posisi sebagai penerima kebijakan menjadi penggerak pembangunan. Pemerintah melalui berbagai instrumen, termasuk program pendidikan vokasi, beasiswa afirmatif, dan pelatihan kewirausahaan, memberikan ruang luas bagi pemuda Papua untuk berdaya dan berkontribusi. Dengan dukungan teknologi dan inovasi digital, mereka diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai dengan potensi lokal, mulai dari pertanian modern, perikanan tangkap, hingga ekonomi kreatif berbasis budaya.

Dari wilayah barat Papua, Bupati Manokwari, Papua Barat, Hermus Indou, menegaskan pentingnya memulai pembangunan dari daerah. Papua Barat sebagai gerbang timur Indonesia memiliki peran strategis dalam memperkuat integrasi nasional. Ia menekankan bahwa generasi muda harus memiliki integritas dan wawasan kebangsaan yang kuat agar mampu menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika global yang kompleks. Hermus memandang pengelolaan sumber daya alam yang adil dan transparan sebagai kunci agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat tanpa menimbulkan ketimpangan sosial. Dalam pandangannya, pembangunan yang berpihak pada rakyat menjadi bukti nyata kehadiran negara di Tanah Papua.

Kontribusi positif juga datang dari organisasi kepemudaan dan keagamaan. Ketua DPW BKPRMI Papua Barat, Mugiyono, menilai bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat menjadi kunci dalam melahirkan generasi pemimpin masa depan yang berkarakter dan berdaya saing. Ia menilai semangat kolaborasi pemerintah dengan ormas Islam dan lembaga kepemudaan merupakan bentuk nyata implementasi nilai Sumpah Pemuda yang mengedepankan kesatuan dan kerja bersama untuk kemaslahatan bangsa. Dalam konteks Papua, sinergi ini berperan penting dalam memperkuat ketahanan sosial dan mempercepat transformasi ekonomi daerah.

Dari Jayapura, Ketua Presidium Pemuda Adat Tabi, Fran Reynould Thejo, mengingatkan bahwa generasi muda harus menjadi agen perubahan yang bijak dalam menyikapi setiap kebijakan pemerintah. Dukungan terhadap Program Strategis Nasional (PSN) menjadi bentuk nyata tanggung jawab moral pemuda dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Pemuda yang cerdas dan berpikiran terbuka tidak hanya mengkritisi, tetapi juga memberikan solusi untuk memperkuat pembangunan. Dalam suasana demokrasi yang sehat, peran mahasiswa dan pemuda menjadi penyeimbang antara aspirasi rakyat dan kebijakan negara. Sikap tertib, santun, dan berlandaskan hukum menjadi bentuk kedewasaan politik generasi muda Papua.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Papua Barat, Sammy Saiba, mengajak seluruh pemuda untuk menjadikan momentum peringatan HUT Papua Barat ke-26 sebagai tonggak memperkuat persatuan dan kolaborasi dalam pembangunan daerah. Ia menilai bahwa usia ke-26 merupakan masa produktif bagi provinsi ini untuk melahirkan inovasi dan kreativitas baru di berbagai bidang. Semangat muda harus menjadi motor penggerak ekonomi, sosial, dan budaya. Pemuda Papua tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus tampil di garda depan pembangunan dengan semangat juang yang tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa percepatan pembangunan di Papua merupakan prioritas nasional yang bertujuan memperkuat konektivitas dan membuka pusat ekonomi baru. Pemerintah menekankan bahwa keberhasilan pembangunan harus diukur dari peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pemerataan kesempatan kerja. Pendekatan inklusif dan berkeadilan menjadi kunci agar seluruh masyarakat Papua dapat merasakan manfaat pembangunan secara langsung.

Langkah konkret lainnya juga ditunjukkan oleh Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman, yang mendorong pembangunan kawasan pendidikan terintegrasi di Merauke. Program ini dirancang untuk mencetak sumber daya manusia unggul Papua yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Pendidikan dan pelatihan vokasi di sektor pertanian, energi, dan industri kreatif menjadi prioritas agar Papua tidak hanya menjadi konsumen, melainkan produsen yang berorientasi pada hasil jangka panjang.

Dari semangat Sumpah Pemuda hingga langkah nyata pembangunan hari ini, terlihat jelas bahwa Papua bukan lagi sekadar wilayah pembangunan, tetapi mitra strategis dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju, dan berkeadilan. Generasi muda Papua kini memegang peran penting dalam menegakkan kembali idealisme kebangsaan yang berpijak pada persatuan dan kemajuan. Dengan semangat kebersamaan, mereka melangkah pasti menuju masa depan yang lebih cerah—mewujudkan cita-cita besar bangsa untuk menjadikan Indonesia Emas 2045 bukan sekadar harapan, tetapi kenyataan yang tumbuh dari timur negeri.

*Penulis merupakan Pemerhati Sosial dan Generasi Muda Papua

Post Comment