×

Apresiasi Peran Aktif Masyarakat Bersama TNI–Polri Jaga Stabilitas Keamanan di Peringatan Sumpah Pemuda

Oleh : Gavin Asadit )*

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025 menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali semangat persatuan dan kebersamaan. Di tengah dinamika sosial dan politik yang terus berkembang, sinergi antara TNI, Polri, dan masyarakat menjadi kunci utama terciptanya stabilitas keamanan nasional. Peringatan tahun ini tidak hanya diperingati secara seremonial, tetapi juga menjadi bukti nyata kolaborasi aparat dan rakyat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman di seluruh penjuru negeri.

Di berbagai daerah, aparat gabungan TNI–Polri melakukan pengamanan terpadu yang melibatkan ribuan personel. Mereka bekerja bersama unsur masyarakat, organisasi kepemudaan, dan tokoh lokal untuk memastikan peringatan berlangsung aman dan penuh semangat kebangsaan. Pelibatan aktif warga dalam pengawasan lingkungan dan kegiatan sosial menjadi bentuk nyata kesadaran kolektif menjaga keamanan publik. Di sejumlah kota, pemuda dan ormas ikut membantu pengamanan jalannya acara, membuka posko relawan, hingga memfasilitasi kegiatan budaya yang memperkuat solidaritas nasional.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras seluruh pihak dalam menjaga stabilitas nasional. Ia menegaskan bahwa TNI dan Polri merupakan bagian dari rakyat yang memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi bangsa. Menurutnya, pengamanan bukan hanya urusan aparat, melainkan panggilan bersama untuk menjaga ketertiban, menghindari konflik sosial, serta memperkuat rasa persaudaraan di antara sesama anak bangsa. Presiden juga menekankan bahwa kekuatan Indonesia terletak pada persatuan rakyatnya yang mampu berdiri kokoh di atas perbedaan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyoroti pentingnya memperkuat kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat sipil. Ia mengatakan bahwa pengamanan nasional akan lebih efektif jika melibatkan masyarakat dalam upaya preventif. Menurutnya, peringatan Sumpah Pemuda merupakan momentum untuk menghidupkan kembali nilai gotong royong dalam konteks keamanan publik. Ia mengajak semua pihak, khususnya generasi muda, untuk menjadi pelopor kedamaian, menolak provokasi, dan melawan penyebaran hoaks yang dapat memecah belah persatuan.

Tema peringatan tahun ini, “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu,” menggambarkan tekad generasi muda untuk berperan aktif menjaga keharmonisan bangsa. Didukung semangat patriotik, berbagai komunitas pemuda di tanah air menyelenggarakan aksi sosial, diskusi lintas agama, aksi bersih lingkungan, hingga kampanye literasi digital. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa cinta tanah air bukan hanya pekik yel-yel, melainkan keberanian untuk terjun langsung membantu sesama dan menjaga kondusifitas lingkungan.

Kolaborasi keamanan juga tampak dari kemitraan aparat dan warga di tingkat lokal. Di beberapa wilayah, Polri mengadakan patroli bersama warga untuk meningkatkan kepekaan terhadap potensi gangguan keamanan. TNI turut memberikan pelatihan dasar kesiapsiagaan bagi kelompok pemuda agar mampu membantu ketika muncul ancaman ketertiban. Gotong royong dan dialog kebangsaan yang diadakan di kampung-kampung menjadi ruang pertemuan yang menghangatkan kembali rasa persaudaraan.

Namun, di tengah era digital yang serbacepat, tantangan keamanan tidak lagi hanya berbentuk ancaman fisik. Provokasi daring yang memanfaatkan kabar palsu, manipulasi informasi, dan ujaran kebencian menjadi musuh baru yang tak kasat mata. Masyarakat kini dituntut lebih waspada agar tidak terjebak dalam disinformasi yang bisa memecah belah persatuan. Banyak narasi provokatif sengaja dirancang untuk menimbulkan keresahan, merusak kepercayaan kepada institusi negara, bahkan memancing konflik horizontal.

Sinergitas TNI–Polri akan lebih optimal jika masyarakat meningkatkan literasi digital dan kepekaan terhadap informasi mencurigakan. Kesadaran untuk tidak menyebarkan informasi tanpa verifikasi adalah bentuk kontribusi keamanan yang sederhana, tetapi sangat berharga. Masyarakat diimbau berani melapor jika menemukan konten bersifat agitasi yang mengarah pada provokasi atau upaya mengganggu ketertiban umum.

Peringatan Sumpah Pemuda 2025 pada akhirnya menghadirkan pelajaran berharga bahwa keamanan bukan isu yang bisa diserahkan sepenuhnya kepada negara. Masyarakat harus menjadi barisan paling depan dalam mengawal persatuan, karena provokasi tidak memilih tempat dan tidak selalu tampak sebagai ancaman nyata. Kewaspadaan publik terhadap narasi yang memecah belah menjadi pintu utama yang mencegah konflik berkembang menjadi persoalan lebih besar.

Semangat Sumpah Pemuda tahun ini menggarisbawahi bahwa persatuan bukan hanya nilai sejarah, melainkan strategi kebangsaan menghadapi ancaman kekinian. Ketika aparat keamanan dan masyarakat bahu-membahu menjaga kedamaian, Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa stabilitas dapat diraih bukan dengan ketakutan, tetapi melalui kekuatan solidaritas.

Dengan kolaborasi erat antara TNI, Polri, dan seluruh warga, Indonesia kembali membuktikan bahwa keamanan nasional lahir dari rasa saling percaya. Semangat gotong royong menjadi tameng kokoh yang membuat bangsa ini tetap berdiri tegar meski diterpa tantangan zaman. Itulah makna sejati Sumpah Pemuda: tekad untuk terus bersatu, waspada terhadap provokasi, dan menjaga Tanah Air agar tetap damai, berdaulat, serta menjadi rumah yang aman bagi seluruh anak bangsa.

)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan

Post Comment