×

Menyukseskan Program MBG melalui Penguatan Pangan Lokal Papua

Oleh: Loa Murib

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menjadi langkah strategis dalam mengatasi masalah gizi sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di Papua Tengah, program ini memiliki potensi besar untuk dioptimalkan melalui pemanfaatan pangan lokal yang melimpah, sehingga tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat tetapi juga menggerakkan roda perekonomian daerah.

Pelaksanaan MBG di Papua Tengah yang dipantau langsung oleh Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, memperlihatkan komitmen pemerintah pusat dalam memastikan setiap penerima manfaat mendapatkan asupan gizi berkualitas. Dadan menekankan pentingnya membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mampu menjangkau masyarakat secara tepat sasaran. Target penyelesaian bangunan SPPG di akhir Oktober menjadi langkah konkret agar distribusi manfaat dapat dimulai pada awal Desember. Penunjukan warga lokal sebagai pengelola SPPG menunjukkan strategi yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat, sekaligus memastikan bahwa menu yang disajikan sesuai dengan potensi sumber daya setempat.

Pemanfaatan pangan lokal dalam MBG bukan sekadar pilihan praktis, melainkan solusi strategis untuk menciptakan kemandirian pangan di Papua Tengah. Dengan melibatkan petani, peternak, dan nelayan lokal, program ini menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi daerah. Peningkatan permintaan bahan pangan dari hasil produksi lokal akan mendorong produktivitas masyarakat dan membuka lapangan kerja baru. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memadukan aspek gizi, ekonomi, dan sosial.

Wakil Gubernur Papua Tengah, Deinas Geley, menunjukkan komitmen yang kuat dalam menyukseskan program prioritas nasional ini. Dengan menjadikan penanganan gizi sebagai prioritas utama, Pemprov Papua Tengah telah menempuh langkah strategis, mulai dari pembentukan kelompok kerja MBG yang diketuai Sekretaris Daerah hingga koordinasi intensif dengan Badan Gizi Nasional di tingkat regional. Penetapan pejabat eselon II untuk menangani program ini menegaskan keseriusan pemerintah daerah dalam mempercepat pelaksanaan.

Pelaksanaan MBG di Papua Tengah terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Beberapa kabupaten seperti Mimika telah mencapai progres signifikan dengan kesiapan SPPG dan mitra yang hampir sempurna. Kabupaten lainnya tengah bergerak maju dengan proses verifikasi mitra dan penetapan penerima manfaat, sehingga cakupan program akan semakin luas. Proses koordinasi antara pemerintah daerah, sekolah, masyarakat, dan mitra pelaksana pun semakin erat, menciptakan sinergi positif untuk memastikan keberhasilan MBG di seluruh wilayah Papua Tengah.

Kunci keberhasilan MBG di Papua Tengah terletak pada kolaborasi multi pihak yang efektif. Pemerintah daerah harus memaksimalkan penggunaan anggaran yang tersedia, memperluas jaringan mitra pelaksana, dan memastikan seluruh Bupati memiliki komitmen yang sama. Pendekatan inklusif dengan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahap, mulai dari penyediaan bahan baku hingga distribusi, akan menciptakan rasa memiliki yang tinggi terhadap program ini.

Selain itu, inovasi dalam pengolahan pangan lokal menjadi menu bergizi yang sesuai selera anak-anak sekolah menjadi faktor penting. Produk pangan khas Papua seperti ubi jalar, sagu, ikan air tawar, dan sayur-mayur lokal memiliki potensi besar untuk diolah menjadi hidangan yang menarik dan bernutrisi tinggi. Peningkatan kapasitas pelaku usaha pangan lokal, baik melalui pelatihan maupun akses modal, akan memperkuat rantai pasok MBG dan menjaga keberlanjutan program.

Pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional juga dapat mendorong transfer pengetahuan dan teknologi pengolahan pangan kepada masyarakat Papua Tengah. Hal ini akan memperkaya variasi menu MBG, meningkatkan daya tahan produk, serta membuka peluang usaha baru bagi pelaku UMKM lokal. Dengan demikian, MBG bukan hanya program bantuan gizi, tetapi juga motor penggerak ekonomi daerah.

Masalah gizi di Papua Tengah yang selama ini menjadi tantangan besar, dapat diatasi secara bertahap melalui MBG yang berbasis pada potensi lokal. Pendekatan ini sejalan dengan semangat kemandirian dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi fondasi pembangunan di Papua. Dengan penguatan pangan lokal, program ini tidak hanya memberi manfaat jangka pendek dalam bentuk perbaikan status gizi, tetapi juga manfaat jangka panjang berupa peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Melihat potensi dan tantangan yang ada, penting bagi seluruh elemen di Papua Tengah untuk menyatukan langkah dan mengoptimalkan peran masing-masing. Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan harus berkolaborasi dalam memastikan setiap anak mendapatkan haknya atas gizi yang cukup dan seimbang. Hanya dengan komitmen bersama dan dukungan penuh dari seluruh pihak, program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi tonggak penting dalam membangun generasi Papua yang sehat, cerdas, dan mandiri.

Program MBG di Papua Tengah adalah peluang emas yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Melalui penguatan pangan lokal, program ini akan memberi dampak ganda: mengentaskan masalah gizi sekaligus memperkuat kedaulatan pangan daerah. Jika dilaksanakan secara konsisten dan tepat sasaran, Papua Tengah akan menjadi contoh sukses pelaksanaan MBG berbasis potensi lokal yang menginspirasi daerah lain di Indonesia.

*Penulis adalah Mahasiswa Papua di Jawa Timur

Post Comment