
Semangat Kolaboratif, Kunci Wujudkan Swasembada Energi di Tahun PertamaPrabowo–Gibran
Oleh : Ricky Rinaldi
Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memasuki tahunpertamanya dengan fokus besar pada kemandirian energi nasional. Di tengahketidakpastian global, energi menjadi fondasi utama untuk menjaga stabilitasekonomi dan ketahanan negara. Pemerintah memandang swasembada energibukan sekadar peningkatan produksi, tetapi hasil dari kolaborasi menyeluruh antaranegara, dunia usaha, dan masyarakat. Semangat kolaboratif ini menjadi ciri khaspemerintahan baru yang menekankan kerja nyata dan sinergi lintas sektor.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia harus berdiri di ataskekuatan sendiri dalam hal energi. Ia menilai kemandirian energi adalah bagian darikedaulatan nasional yang tidak dapat ditawar. Pemerintah menempuh strategiganda: memperkuat eksplorasi sumber daya alam domestik sekaligus mempercepatpengembangan energi baru terbarukan. Langkah ini menggambarkan keseimbanganantara kebutuhan ekonomi jangka pendek dan visi berkelanjutan jangka panjang. Prabowo melihat keberhasilan energi nasional hanya bisa dicapai denganmenyatukan potensi seluruh elemen bangsa.
Langkah konkret terlihat melalui percepatan proyek strategis nasional. Pemerintahmempercepat pembangunan kilang minyak, jaringan gas, dan infrastruktur energi di daerah terpencil untuk menjamin pemerataan akses. Bagi Prabowo, kemandirianenergi adalah bentuk nyata dari pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Iamenekankan bahwa swasembada bukan hanya tujuan ekonomi, tetapi juga simbolkemandirian bangsa yang mampu berdiri tegak di tengah tekanan global.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memandang transformasi energi harusditopang inovasi dan partisipasi generasi muda. Ia menilai kreativitas anak bangsadan teknologi hijau menjadi pilar utama masa depan energi nasional. Pemerintahmendorong lahirnya startup energi dan kolaborasi riset universitas dalammenciptakan solusi efisien dan ramah lingkungan. Pendekatan ini menandaiperubahan paradigma pembangunan dari eksploitasi sumber daya alam menujupemanfaatan teknologi dan inovasi.
Koordinasi lintas sektor diperkuat antara Kementerian ESDM, BUMN, danpemerintah daerah untuk memastikan nilai tambah energi dinikmati masyarakat. Hilirisasi industri menjadi fokus utama agar hasil produksi tidak diekspor mentah, tetapi diolah di dalam negeri guna membuka lapangan kerja dan memperkuatekonomi lokal. Dengan pendekatan kolaboratif, rantai pasok energi nasional mulaiterbentuk dari hulu hingga hilir secara terpadu.
Dari sisi ekonomi, hasil awal terlihat nyata. Investasi energi meningkat signifikansepanjang 2025, terutama di sektor energi baru terbarukan seperti bioetanol, tenagasurya, dan panas bumi. Ribuan tenaga kerja terserap, kawasan industri energi mulaitumbuh, dan perekonomian daerah bergerak lebih dinamis. Kondisi ini menunjukkanbahwa semangat kolaboratif pemerintah berhasil mendorong kemandirian energisekaligus memperkuat fondasi ekonomi nasional. Stabilitas politik dan arahkebijakan yang jelas menumbuhkan kepercayaan investor terhadap prospek energiIndonesia.
Secara geopolitik, strategi energi juga memperkuat posisi Indonesia di tingkat global. Pemerintah aktif membangun kemitraan dengan negara maju seperti Jepang, Norwegia, dan Uni Emirat Arab dalam pengembangan teknologi energi bersih. Kerjasama tersebut tidak mengurangi kemandirian, tetapi justru memperluas aksesteknologi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa swasembada energi bukan berarti menutup diri, melainkan mengedepankan kemitraan yang saling menguntungkan.
Presiden Prabowo Subianto menilai keberhasilan menuju swasembada energimembutuhkan disiplin nasional dan konsistensi kebijakan. Pemerintah menjalankanprogram transisi energi dengan mendorong penggunaan listrik untuk transportasidan rumah tangga. Insentif diberikan kepada industri yang beralih ke energi bersihmelalui keringanan pajak dan skema pembiayaan hijau. Kebijakan ini menunjukkanbahwa transformasi energi di bawah kepemimpinannya tidak berhenti pada konsep, tetapi diwujudkan melalui langkah nyata.
Wapres Gibran menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjagakeberlanjutan energi. Menurutnya, perubahan gaya hidup menuju efisiensi harusdimulai dari kesadaran individu dan komunitas lokal. Pemerintah melibatkanmasyarakat dalam proyek energi desa seperti PLTS atap dan biodiesel skala kecil. Program ini tidak hanya memperluas akses energi, tetapi juga menumbuhkankemandirian masyarakat sebagai bagian dari transisi energi nasional.
Kebijakan tahun pertama menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif berhasilmemperkuat fondasi menuju swasembada energi. Pemerintah tidak hanya fokuspada produksi, tetapi juga membangun tata kelola yang transparan, partisipatif, danberorientasi hasil. Dengan sinergi antara negara, swasta, dan masyarakat, arahpembangunan energi nasional kini semakin jelas dan berkelanjutan. Indonesia mulaimenapaki era baru energi yang berbasis inovasi, teknologi, dan gotong royong nasional.
Keberhasilan menjaga keseimbangan antara energi fosil dan energi terbarukanmenjadi bukti kemampuan manajerial pemerintahan Prabowo–Gibran. Di tengahfluktuasi harga minyak dunia dan perubahan iklim global, Indonesia mampumenunjukkan stabilitas dan arah kebijakan yang konsisten. Hal ini menegaskanbahwa semangat kolaboratif bukan sekadar slogan politik, melainkan strategikonkret dalam meneguhkan kedaulatan energi nasional.
Menutup tahun pertama pemerintahan, arah menuju swasembada energi semakinnyata. Proyek strategis berjalan sesuai rencana, investasi meningkat, dan partisipasipublik kian luas. Pemerintahan Prabowo–Gibran membuktikan bahwa dengankolaborasi, visi, dan kepemimpinan yang tegas, cita-cita kemandirian energi bukanlagi sekadar wacana, melainkan kenyataan yang tengah diwujudkan bagi masa depan Indonesia yang mandiri, tangguh, dan berdaulat.
*)Pengamat Isu Strategis
Post Comment