Pentingnya Sinergitas Pusat-Daerah dalam Perang Melawan Narkoba
Jakarta – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menjelaskan kembali instruksi Presiden di sidang kabinet paripurna yang digelar baru-baru ini. Disebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajaran kabinetnya untuk memberantas narkoba, judi online, penyelundupan, dan korupsi di Tanah Air.
“Presiden menekankan, ada empat persoalan penting yang kita tidak boleh main-main untuk mengatasinya,” ungkapnya.
Perang melawan narkoba menjadi salah satu fokus utama, di mana peredaran narkoba yang masif mengancam masyarakat dari berbagai lapisan.
Untuk itu, sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci dalam menjaga Indonesia dari bahaya narkotika.
Presiden Prabowo juga meminta penegak hukum untuk tegas tanpa keraguan dalam menangani kasus-kasus ini.
“Penegak hukum tidak boleh ragu untuk menindak tegas soal empat hal tadi,” tegas Hasan, mengutip pesan Presiden.
Di wilayah Lampung, yang dikenal sebagai salah satu jalur strategis peredaran narkoba juga dilakukan langkah-langkah konkret sebagai pengejawantahan Presiden terkait pemberantasan narkoba.
Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika menyebutkan langkah nyata kepolisian dalam melawan narkoba dengan pengungkapan besar. Salah satunya penyitaan 159 kilogram ganja yang coba diselundupkan melalui Pelabuhan Bakauheni.
Menurut Helmy, pengungkapan ini tidak hanya berkat kerja keras aparat tetapi juga dukungan masyarakat.
“Kami tidak main-main untuk mengungkap serta terus-menerus melakukan pencegahan maupun pemberantasan peredaran narkoba,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Lampung, yang menjadi penghubung utama antara Sumatera dan Jawa, kerap menjadi jalur pilihan bagi sindikat narkoba, sehingga memerlukan kolaborasi intensif lintas sektor.
Sementara itu, Polda Kalimantan Utara (Kaltara) mengungkap 68 perkara kasus peredaran narkoba sejak Agustus hingga Oktober 2024. Dari 68 perkara tersebut, polisi menyita 150 kilogram sabu.
“Total barang bukti yang telah berhasil diamankan dari periode bulan Agustus sampai dengan Oktober yakni 150.393,21 gram atau 150 kilogram,” ucap Kapolda Kaltara Irjen Hary Sudwijanto dalam keterangannya, dikutip Kamis (7/11/2024).
Dalam operasi Join Operation itu Polda Kaltara juga melibatkan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kaltara, TNI AL, Ditjen Bea dan Cukai, dan instansi lainnya. Salah satu perkara yang diungkap merupakan jaringan internasional HS.
“Jaringan HS beroperasi di 5 provinsi meliputi wilayah Kaltara, Kaltim, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Jatim, dan Bali,” ungkapnya.
Dari 68 perkara tersebut setidaknya ada 3 yang menonjol. Polda Kaltara mengamankan sabu sebanyak 82,9 kilogram dari 6 tersangka.
Komitmen yang disampaikan oleh pemerintah pusat dan ditegaskan di level daerah ini sesuai dengan visi besar Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menciptakan Indonesia yang bersih dari narkotika menjelang Indonesia Emas 2045.
Dengan langkah terpadu antara pemerintah pusat dan daerah serta dukungan masyarakat, peredaran narkoba di Indonesia dapat ditekan. []
Post Comment