×

Hilirisasi SDA dan Industrialisasi: Program Prabowo-Gibran untuk Ciptakan Lapangan Kerja dan Keadilan Ekonomi

Oleh : Tio Hardianto )*

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, telah menetapkan program hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan industrialisasi sebagai prioritas utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Upaya ini bukan hanya berfokus pada peningkatan nilai tambah SDA, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan keadilan ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Melalui strategi ini, diharapkan ketergantungan pada ekspor bahan mentah dapat dikurangi, sementara potensi sumber daya alam dalam negeri dimaksimalkan.

Indonesia merupakan produsen terbesar dan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia. Sebanyak 55 juta ton, atau 42% dari total cadangan nikel global, tersimpan di Indonesia. Ini menempatkan Indonesia dalam posisi strategis untuk memimpin pasar global dalam industri nikel, terutama dalam pengembangan teknologi energi bersih seperti baterai kendaraan listrik.

Salah satu fokus utama pemerintahan Prabowo-Gibran adalah memastikan hilirisasi nikel berjalan secara berkelanjutan. Pemerintah berambisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dengan memanfaatkan potensi nikel sebagai pendorong utama. Dalam upaya tersebut, hilirisasi nikel dianggap krusial, mengingat dampak positif yang sudah terlihat sejak pelarangan ekspor nikel mentah pada 2020.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, menyatakan hilirisasi nikel berkelanjutan merupakan pilar utama dalam mencapai target ekonomi tersebut. Indonesia memiliki potensi besar untuk memimpin pasar global dalam pengembangan baterai kendaraan listrik, seiring dengan meningkatnya permintaan energi bersih dunia. Dari total 130 juta ton cadangan nikel dunia, sebanyak 55 juta ton atau 42% tersimpan di Indonesia. Hilirisasi nikel ini bukan hanya penting untuk meningkatkan nilai tambah, tetapi juga berperan dalam mendukung transisi energi melalui ekosistem kendaraan listrik.

Pada 2023, Indonesia menyumbang 55% dari pasokan nikel global. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 64% pada 2024, seiring dengan meningkatnya kapasitas industri pengolahan nikel di dalam negeri. Dampaknya terhadap perekonomian Indonesia pun sudah mulai terasa, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja dan peningkatan devisa negara.

Program hilirisasi nikel ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas, yaitu industrialisasi. Pemerintahan Prabowo-Gibran berkomitmen untuk mendorong industrialisasi yang berbasis pada potensi lokal dan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu platform strategis yang disiapkan untuk mendukung hal ini adalah Temu Bisnis Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Program ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk lokal dalam industri, sekaligus menciptakan ekosistem industri yang lebih kuat di tengah perkembangan era digital.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, Temu Bisnis P3DN menjadi langkah konkret dalam memperkuat industri lokal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis produk dalam negeri. Program ini relevan dengan salah satu misi pemerintahan Prabowo-Gibran, yaitu melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Program P3DN diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industri baru, mengurangi ketergantungan impor, serta memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Salah satu dampak nyata dari program hilirisasi dan industrialisasi ini adalah penciptaan lapangan kerja yang signifikan. Smelter-smelter yang didirikan di daerah-daerah penghasil nikel, misalnya, telah membuka banyak peluang kerja bagi masyarakat setempat. Tidak hanya itu, industri hilir yang berkembang di sekitar sektor nikel juga menciptakan efek domino yang positif bagi perekonomian lokal.

Pembangunan infrastruktur industri di daerah-daerah terpencil dan tertinggal menjadi salah satu bagian penting dari strategi ini. Dengan mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, pemerintahan Prabowo-Gibran berharap dapat mendistribusikan manfaat pembangunan secara lebih merata. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta memperkuat fondasi ekonomi yang lebih inklusif.

Dalam konteks ini, program hilirisasi dan industrialisasi tidak hanya memberikan dampak ekonomi positif, tetapi juga berperan penting dalam menciptakan keadilan sosial. Pembangunan infrastruktur dan industri di wilayah-wilayah yang sebelumnya terpinggirkan akan memberikan akses bagi masyarakat setempat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi.

Selain menciptakan lapangan kerja, program hilirisasi dan industrialisasi ini juga dirancang untuk mendukung ekonomi berkelanjutan. Indonesia, dengan kekayaan SDA yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri yang ramah lingkungan. Pemerintahan Prabowo-Gibran telah menegaskan komitmennya untuk mendorong pengembangan teknologi energi bersih, terutama dalam konteks ekosistem kendaraan listrik.

Hilirisasi nikel, yang berperan penting dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik, menjadi salah satu langkah strategis untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia. Program ini juga sejalan dengan kebutuhan dunia terhadap teknologi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi nikel sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri teknologi hijau di masa depan.

Program hilirisasi SDA dan industrialisasi yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan langkah strategis untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah SDA, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui program ini, pemerintah tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai tambah SDA, tetapi juga menciptakan keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menjadi kekuatan industri global yang tidak hanya mengandalkan kekayaan alam, tetapi juga inovasi dan teknologi yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

)* Penulis adalah pengamat ekonomi

Post Comment

You May Have Missed