×

Program MBG Berdampak Positif Bagi Pelajar

Oleh : Rina Maharani )*

Program makanan bergizi gratis (MBG) telah membawa dampak positif yang signifikan bagi pelajar, terutama bagi anak-anak asli Papua (OAP). Program ini menjadi salah satu inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup. Dengan pemenuhan gizi yang baik, anak-anak lebih siap secara fisik dan mental untuk menerima pelajaran, sehingga efektivitas proses belajar mengajar meningkat.

Sebelumnya, banyak siswa yang datang ke sekolah dalam keadaan lapar karena keterbatasan ekonomi keluarga mereka. Kondisi ini menghambat konsentrasi dan daya tangkap mereka terhadap pelajaran yang diberikan. Namun, sejak adanya program MBG, perubahan signifikan terlihat. Siswa menjadi lebih semangat mengikuti kegiatan belajar karena mereka tidak lagi harus menahan lapar selama jam sekolah. Selain itu, tingkat kehadiran siswa juga meningkat karena mereka memiliki motivasi lebih untuk datang ke sekolah.

Program MBG tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga membantu perekonomian masyarakat setempat. Dengan melibatkan berbagai pihak dalam penyediaan makanan bergizi, program ini membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, keberlanjutan program ini sangat penting untuk terus didukung demi masa depan pendidikan anak-anak yang lebih baik.

Kepala Sekolah SD YPK 14 Maranatha Manokwari, Jetje Taroreh, menegaskan bahwa sejak program ini berjalan pada 6 Januari 2025, anak-anak yang sebelumnya sering pulang sebelum jam pelajaran selesai karena lapar kini tidak lagi mengalami kendala tersebut. Sebelum MBG diterapkan, banyak siswa yang harus izin pulang akibat pusing karena belum sarapan dari rumah. Kini, semangat belajar mereka meningkat secara signifikan.
Sebagian besar siswa di sekolah tersebut berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka kerap berangkat ke sekolah tanpa sarapan. Sebelum adanya program ini, guru-guru sering memberikan makanan seadanya jika siswa sudah terlalu lemas untuk belajar. Namun, dengan adanya MBG, kebutuhan gizi anak-anak dapat terpenuhi dengan baik karena pemerintah telah menyusun menu makanan yang layak dan bergizi.
Setiap porsi makanan yang disediakan dalam program ini mencakup nasi, sayur, buah, serta dua macam lauk seperti ayam atau ikan, ditambah lauk tambahan seperti tempe, tahu, atau perkedel. Menu ini disusun agar siswa mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung aktivitas belajar mereka di sekolah.

Hal serupa juga dirasakan di SD YPK 04, di mana Kepala Sekolah Agustina Pattiwael menyatakan bahwa program MBG berdampak besar pada pemenuhan gizi siswa. Sebelum program ini diterapkan, hanya sebagian kecil siswa yang mendapatkan uang saku untuk membeli jajanan di sekolah, dan itu pun belum tentu sehat. Mayoritas siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu jarang mendapatkan uang saku, sehingga mereka sering tidak makan hingga pulang ke rumah.

Dengan adanya MBG, pemerintah telah menyediakan makanan sehat dan bergizi yang bisa dinikmati siswa secara gratis. Sebanyak 192 siswa yang mayoritas merupakan anak OAP kini memiliki semangat belajar yang lebih tinggi karena mereka tidak lagi datang ke sekolah dalam kondisi perut kosong. Program ini menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Papua Barat.

Dandim 1801/Manokwari, Letkol Inf Agus Prihanto Donny, menjelaskan bahwa program MBG di Manokwari dilaksanakan melalui dapur sehat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kodim 1801/Manokwari. Dapur ini berada di bawah pengawasan langsung Badan Gizi Nasional (BGN) dan didukung oleh 47 sukarelawan yang terdiri dari kepala dan wakil SPPG, ahli gizi, akuntan, koki, tukang cuci, serta pengantar makanan.
Saat ini, dapur sehat tersebut telah melayani kebutuhan makanan bergizi bagi 3.000 anak di 10 sekolah yang ada di Manokwari. Dengan adanya pengawasan ketat dari BGN, kualitas makanan yang disediakan dalam program ini terjamin, sehingga anak-anak tidak hanya mendapatkan makanan gratis, tetapi juga makanan yang sehat dan higienis.

Selain berdampak pada kesehatan dan semangat belajar siswa, program MBG juga memberikan manfaat bagi perekonomian masyarakat setempat. Anggota DPR RI Fraksi Gerindra asal Papua, Yan Mandenas menegaskan bahwa program ini telah dianggarkan melalui Dana Otonomi Khusus Papua (OTSUS) dan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program ini agar generasi emas Papua dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas.

Menurutnya, program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi anak-anak sekolah, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar yang terlibat dalam proses penyediaan makanan. Dengan demikian, manfaat program ini dapat dirasakan secara luas oleh berbagai pihak di Papua.
Yan Mandenas juga mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu dan mencoba menggiring opini negatif terkait program MBG. Ia menegaskan bahwa program ini benar-benar dirancang untuk kesejahteraan masyarakat Papua dan program ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 selain membantu generasi muda Papua tumbuh dengan baik.

Melihat dampak positif yang telah terjadi sejak awal pelaksanaan, dukungan terhadap program MBG menjadi hal yang penting agar program ini terus berjalan dan semakin luas jangkauannya. Masyarakat diharapkan dapat bersama-sama menjaga keberlanjutan program ini demi masa depan yang lebih baik bagi anak-anak bangsa. Dengan terus mendapatkan dukungan, program MBG akan menjadi salah satu solusi nyata dalam menciptakan generasi Indonesia Emas yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.

)* Aktivis Pendidikan dan Kesehatan Anak di Indonesia Timur

Post Comment